Senin, 20 Februari 2017

KEJAR AYAH

Pagi itu, ayah buru2 berangkat ke kantor dan tidak berpamitan dengan Fatih. Alasanya biasanya Fatih suka merengek ikut kalau dipamiti.

Tidak disangka, Fatih yang mendengar suara motor ayah saat ayah berangkat kerja berlari keluar rumah sambil menangis berteriak hendak ikut. Bunda mencoba menenangkan. Tapi Fatih bersikeras mau mengejar ayah.
Bunda turuti saja kemauannya. Saat itu masih pagi dan memang sejak tadi malam bunda berniat mengajak Fatih jalan-jalan naik gunung.

Jarak dari rumah ke kantor sekitar 1km naik-turun bukit. Sebelumnya, kami pernah mengejar ayah ke kantor Kendeng Lembu hingga di puncak bukit seorang karyawan lewat hingga Fatih saya ikutkan menumpang di sepeda motornya. Kali ini saya turuti saja kemauannya jalan kaki dengan pemikiran bahwa kalau sudah capek Fatih mau turun kembali pulang sendiri. Sedangkan saya sambil menggendong Sofia.

Di luar dugaan saya, ternyata Fatih masih kuat berjalan naik hingga turun bukit sekitar 1km. Saya bujuk pulang menolak, pokoknya hingga ketemu sama ayah.

Saya menyerah. Hingga kami tiba di pos 6. Kami istirahat duduk dulu. Tidak sampai 10 menit ayah lewat dan terkejut melihat kami disini. Setengah tidak percaya kami telah berjalan kaki.

Ya Fatih... sekarang bunda tau mengapa kamu dipasangkan dengan Bunda. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar