Tadi pagi fatih (34m) menangis, penyebab nya adalah dia ingin mengambilkan baju untuk adiknya sesudah mandi, tetapi Bunda terlanjur memakaikan baju untuk adiknya. Bunda menolak untuk melepas lagi baju anjumi karena ingin mengajarkan pada Fatih untuk menghargai usaha atau kerja orang lain (semoga langkah ini benar). Setelah memberi penjelasan, Bunda pun berlalu meninggalkan Fatih yang tetap menangis (mungkin ini bukan pilihan yang benar, tapi bunda sedikit emosi dan tidak ingin berlanjut menjadi luapan amarah).
Bunda ke dapur mengambil sarapan untuk Anjumi, terdengar Fatih masih menangis. Bunda kemudian melanjutkan menemani Anjumi sarapan. Fatih sudah tenang dan bermain lego.
Bu Indah, juru tulis (sekretaris) ayah datang hendak membuatkan minum karena ada tamu di kantor (lokasi kantor di samping rumah). Tiba-tiba Fatih dari kejauhan berteriak-teriak sambil berkata kalau Bunda tidak boleh berbicara dengan Bu Indah. Bunda pun diam mendatangi Fatih. Terdengar lagi Fatih menangis lagi, kemudian diam sambil menahan tangis, sementara tangannya menutup mukanya. Bunda tetap diam sambil menunggu. Beberapa saat kemudian Fatih melanjutkan bermain lego sementara bunda diam di depan fatih sambil terus mengamati.
Bunda paham bahwa apa yang baru saja terjadi adalah Fatih masih sakit hati karena ingin mengambilkan baju untuk adik tapi ditolak oleh bunda. Fatih seringkali begitu, saat dia dilarang untuk melakukan sesuatu, maka dia pun akan melarang orang itu melakukan apapun.
Mengambilkan baju adalah suatu hal yang sederhana sebenarnya, tapi tidak bagi Fatih.
Bagi Fatih yang belum genap 3 tahun, yang perkembangan otaknya belum sempurna, yang pengambilan keputusannya juga masih kurang bijaksana, keinginan mengambilkan baju untuk adik lalu melihat baju yang dia ambilkan dipakaikan ke adiknya mungkin seperti kita yang dihadapkan pada suatu tugas besar. Bisa jadi penjelasan Bunda belum bisa dia terima dengan baik karena umurnya.
Bagi orang dewasa, hal itu bisa jadi menggelikan, tapi saya, orang dewasa pun sering melakukan hal yang serupa. Saya seringkali marah oleh hal yang sebenarnya sederhana. Lalu apa yang saya inginkan sebenarnya saat itu terjadi? Penerimaan. Penghargaan. Kalaupun sesuatu itu dilarang maka sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik. Itu pun yang diinginkan oleh anak-anak. Sesuai dengan pertambahan usianya maka dia pun akan belajar untuk lebih bijaksana. Jujur saya kawatir, respon-respon negatif dari saya, yang awalnya dia benci dengan keputusan saya, lama kelamaan dia akan membenci saya, sehingga sulit bagi saya untuk membangun komuniksi dengan fatih di masa belia nya dimana pengaruh lingkungan sangat besar. Terlebih kalau respon negatif itu berpengaruh kepada kepribadiannya. Na'udzubillah.
Maafkan bunda ya nak, kalau bunda sudah menyakiti mu. Bunda juga masih belajar untuk menjadi ibu yang baik.
Selasa, 30 Agustus 2016
Belajar Menghargai
Sabtu, 27 Agustus 2016
Alhamdulillah Aku Punya Adik
Suatu hal yang wajar jika anak yang belum genap 3 tahun bersikap tidak mau berbagi mainan, makanan atau apapun kepada saudara yang lebih muda. Sebagaimana Fatih 34m seringkali tidak mau berbagi mainan yang menjadi favoritnya kepada adiknya, Anjumi 10m. Bahkan masih desebut wajar jika sikap tidak mau berbagi itu diikuti dengan memukul. sebagaimana yang dilakukan oleh Fatih.
Hari ini terhitung sudah tiga kali Fatih melakukan tindakan 'kekerasan' pada adiknya. Yang pertama ketika Anjumi tertarik pada sepeda Fatih lalu memegangnya. Fatih yang tidak suka, langsung mendorong Anjumi ke lantai hingga kepalanya terbentur cukup keras. Yang lainnya adalah menggigit tangan Anjumi karena Anjumi memegang buku dan mainan yang tidak diizinkan oleh Fatih.
Saya cukup kerepotan menghadapi tingkah kakak beradik ini. Si Adik sedang mengalami masa ketertarikan yang tinggi akan sesuatu, sedangkan si Kakak sedang mengalami masa tidak mau berbagi ditambah adanya sibling rivalry. Suatu hal yang wajar (sambil mengelus dada, tarik nafas panjang).
Malam ini, si Adik tidur lebih dulu daripada kakak. Adzan isaya, adik sudah minta dikeloni. Si Kakak masih wira-wiri mengikuti ayah yang baru datang kerja. Lagi kangen ayah.
Malamnya menjelang tidur, tidak seperti biasa yang seringkali saya tepar duluan, malam ini saya sudah minum segelas kopi karena berniat ngelembur, saya punya kesempatan untuk mengobrol dengan si Kakak menjelang tidur sambil pijitin kaki kakak. Moment ini biasanya kakak menjadi sangat manis dan mudah untuk diberi masukan.
Saya mulai dengan pertanyaan tentang perasaan kakak terhadap Adik.
"Mas Fatih ingat nggak tadi adik diapakan sama Mas Fatih?"
"Hmm... digeblakkan (didorong dengan posisi telentang)"
"kenapa adik kok digeblakkan?"
"Biar nangis?"
"Kenapa?"
"Biar nggak jadi makan"
"Lho kok nggak jadi makan?"
"hehehe"
"Soalnya adik pegang sepedanya mas Fatih ya?"
"Iya!"
"Apa mas Fatih nggak kasihan sama adik? Adik sampai nangis begitu..."
"Nggak."
"Ha? Nggak kasihan? Apa mas Fatih nggak suka sama adik?"
"Iya."
"Apa mas Fatih nggak kasihan sama adik?"
"Iya."
Ternyata kakak tidak suka, tidak sayang dan tidak kasihan terhadap adiknya. Saya pun diam sejenak.
"Mas Fatih, lihat Mbak Intan itu nggak punya adik, mbak Dila nggak punya adik, Dava nggak punya adik, vania nggak punya adik, Salsa juga nggak punya adik,,," Saya menyebutkan nama teman-teman Fatih yang memang belum punya adik, "Mas Fatih itu dikasih Adik sama Allah soalnya Allah sayang sama Mas Fatih. MAs Fatih harus bersyukur. Adik dijaga, disayang ya... Kalau adik nakal, kasih tau adik... Adik, jangan nakal yan dik... Kalau adik pinter, nanti ke surga sama mas Fatih sama ayah dan bunda juga... Mas Fatih mau nggak?"
"Mau... hehehe" Fatih pun tertawa
Saya berharap semoga dalam diri Fatih bisa tertanam perasaan menyayangi adik sejak dini, dan Alhamdulillah kalau Fatih tidak lagi melakukan tindak 'kekerasan' pada adiknya.
Saya melirik jam di Hp dan sudah pukul 9.30 PM.
"Mas Fatih, sekarang sudah malam, saatnya bobok. Bunda juga sudah mengantuk, Bunda bobok dulu ya..."
"Saya pun tengkurap di sebelahnya. Sebenarnya saya belum mengantuk, tapi pura-pura tidur duluan. Alhamdulillah tidak kebablasan. Fatih terlelap pukul 10.01 PM. Sebelum tidur, saya sempat mendengar dia bergumam sendirian, "Salsa tidak nggak punya adek, Dava nggak punya adek, Dila nggak punya adik, Mbak Intan nggak punya adek..." gumaman selanjutnya tidak begitu Jelas.
I love you my son
Rabu, 24 Agustus 2016
Serial Kidi dan Widi
Beberapa minggu lalu saya mengunduh video yang diunggah oleh Dinas Pendidikan di situs youtobe yaitu serial Kidi dan Widi, video yang ditujukan untuk anak PAUD. Tokoh utama dalam video tersebut adalah Kidi (TK) dan Widi adiknya (balita). Video tersebut sebenarnya adalah cerita yang mendorong anak agar mandiri, mau mandi, gosok gigi, dsb.
Video pertama yang saya unduh adalah video tentang menyisir rambut sendiri dan aku bisa pakai baju sendiri. Awalnya Fatih 32m suka menonton video tersebut, dan terdorong untuk melakukan kemandirian sebagaimana di video. Fatih pun termotivasi. Saya pun mengunduh video-video yang lain yaitu agar anak mau mandi dan agar anak mau menggosok gigi. Saya berharap Fatih pun jadi ikut rajin mandi dan mau menggosok gigi dengan pasta gigi.
Saya pun menemukan video yang sesuai lalu mengunduhnya. Dalam video tersebut, kidi awalnya menolak saat dibujuk mandi dan sikat gigi oleh ibu nya, namun setelah dibujuk dengan cerita, akhirnya kidi dan adiknya pun mau melaksanakan perintah ibunya dengan sukarela.
Fatih memang suka menontonnya. Beberapa kali menonton, Fatih banyak berkomentar tentang apa yang dilihatnya.
Suatu ketika saat Fatih meminta untuk diputarkan video tersebut, dia tiba-tiba merengek.
"Fatih nggak mau itu."
Lalu saya tanya, "Katanya mau nonton Kidi Widi?"
Fatih jawab,"Kidi widi aja, ndak mau ada mbak"
Saya pun bertanya, "mbak? Mbak yang mana?"
"itu..." saat tokoh ibu keluar.
"Owhhh..." saya pun mengerti, Fatih rupanya sepertinya jadi baper saat nonton kidi widi. Dia seperti merasakan yang kidi rasakan saat dia tidak mau mandi dan gosok gigi lalu disuruh untuk melakukan itu oleh ibunya. Ya, pasti Fatih mengerti sekali bagaimana perasaan kidi, soalnya bundanya juga sering nyuruh fatih mandi dan gosok gigi dan fatih pun menolak seperti Kidi, "Nggak mau mandi, aku mau main dulu..." Hahaha
Ya, rupanya jadi salah sasaran bunda. Maunya lihat positifnya, malah nangkap negatifnya.
Ya, pelajaran bagi bunda... meskipun hanya serial Kidi dan Widi yang sudah nyata dibuat untuk anak PAUD, bunda tetap harus memilah milih. Apalagi Fatih masih belum ngerti.
Sabtu, 20 Agustus 2016
Afdeling Sumber Manis
Afdeling Sumber Manis, tempat saya tinggal, adalah salah satu afdeling di Kebun Kendenglembu. Letaknya kurang lebih 1 km sebelah barat Besaran.
Sebelumnya afdeling ini bernama Sawojajar. Per September 2013, Bapak Manager saat itu, Ir. Anis Febriantomo meresmikan pergantian nama afdeling menjadi Sumber Manis. Pergantian nama ini ada kaitannya dengan pergantian komoditas yang ditanam. Sebelumnya komoditas yang ditanam adalah karet kemudian berganti menjadi tebu.
Selamatan peresmian nama baru juga dibarengi dengan selamatan berdirinya Sumber Manis sebagai afdeling yang berdiri sendiri. Sebelumnya afdeling ini tergabung dengan Afdeling Kampung Anyar sebagai sub afdeling.
Di afd Sumber Manis terdapat kira-kira 80 KK yang menempati rumah dinas kebun. Selain itu juga terdapat satu unit posyandu yang kegiatannya dilaksanakan setiap hari rabu minggu pertama setiap bulan.
Di afd ini juga terdapat lapangan sepak bola dan lapangan voli. Meskipun demikian, lapangan bola nyaris tidak pernah digunakan. Sedangkan lapangan voli hampir tiap hari selalu ada anak-anak atau remaja yang bermain voli atau sekedar berlari-lari disana. Bahkan kami punya tim unggulan yang menjadi langganan juara pertandingan internal kebun.
Dibandingkan dengan afdeling lain, Sumber Manis merupakan afdeling yang paling dekat menuju jalan raya. Meskipun jaraknya sekitar 6km. Namun ini menyenangkan bagi saya.
Pekerjaan suami sebagai astan memungkinkan kami untuk berpindah ke area perkebunan yang kebanyakan berada di pelosok. Apalagi kebun kopi. Tanaman kopi menyukai area pegunungan dan lereng-lereng. Lokasi demikian biasanya jauh dari jalan raya, bahkan akses menuju jalan raya saja juga susah. Sehingga lokasi afdeling yang dekat dengan jalan raya sangat kami syukuri.
Meskipun demikian, Sumber Manis adalah perantauan pertama kami. Entah kemana lagi SK akan membawa keluarga kami.
Jumat, 19 Agustus 2016
IIK PTPN XII
Sebelumnya organisasi ini bernama PIKB yang merupakan singkatan dari Paguyuban Ibu-ibu Keluarga Besar.
Kegiatan IIK mengacu pada juklak yang telah disepakati oleh pimpinan pusat.
Kamis, 18 Agustus 2016
Penertiban Buku IIK Ranting Sumber Manis
Saya membuat daftar buku, membeli buku tulis dan buku besar, memberi label, lalu memberi sampul kayu dan sampul plastik.
Awalnya semua itu saya lakukan dengan pembagian tugas, namun setelah beberapa kali pertemuan perkembangan hanya sedikit, saya pun akhirnya turun tangan. Semua buku saya persiapkan, lalu para petugas tinggal mengisi sesuai dengan tugasnya masing-masing. Alhamdulillah beberapa kali melembur karena harus mengerjakan pada jam tidur malam anak, akhirnya tugas itu pun selesai.
Adapun daftar buku tersebut, yaitu:


