Selasa, 30 Agustus 2016

Belajar Menghargai

Tadi pagi fatih (34m) menangis, penyebab nya adalah dia ingin mengambilkan baju untuk adiknya sesudah mandi, tetapi Bunda terlanjur memakaikan baju untuk adiknya. Bunda menolak untuk melepas lagi baju anjumi karena ingin mengajarkan pada Fatih untuk menghargai usaha atau kerja orang lain (semoga langkah ini benar). Setelah memberi penjelasan, Bunda pun berlalu meninggalkan Fatih yang tetap menangis (mungkin ini bukan pilihan yang benar, tapi bunda sedikit emosi dan tidak ingin berlanjut menjadi luapan amarah).
Bunda ke dapur mengambil sarapan untuk Anjumi, terdengar Fatih masih menangis.  Bunda kemudian melanjutkan menemani Anjumi sarapan. Fatih sudah tenang dan bermain lego.
Bu Indah, juru tulis (sekretaris) ayah datang hendak membuatkan minum karena ada tamu di kantor (lokasi kantor di samping rumah). Tiba-tiba Fatih dari kejauhan berteriak-teriak sambil berkata kalau Bunda tidak boleh berbicara dengan Bu Indah. Bunda pun diam mendatangi Fatih. Terdengar lagi Fatih menangis lagi, kemudian diam sambil menahan tangis, sementara tangannya menutup mukanya. Bunda tetap diam sambil menunggu. Beberapa saat kemudian Fatih melanjutkan bermain lego sementara bunda diam di depan fatih sambil terus mengamati.
Bunda paham bahwa apa yang baru saja terjadi adalah Fatih masih sakit hati karena ingin mengambilkan baju untuk adik tapi ditolak oleh bunda. Fatih seringkali begitu, saat dia dilarang untuk melakukan sesuatu, maka dia pun akan melarang orang itu melakukan apapun.
Mengambilkan baju adalah suatu hal yang sederhana sebenarnya, tapi tidak bagi Fatih.
Bagi Fatih yang belum genap 3 tahun, yang perkembangan otaknya belum sempurna, yang pengambilan keputusannya juga masih kurang bijaksana, keinginan mengambilkan baju untuk adik lalu melihat baju yang dia ambilkan dipakaikan ke adiknya mungkin seperti kita yang dihadapkan pada suatu tugas besar. Bisa jadi penjelasan Bunda belum bisa dia terima dengan baik karena umurnya.
Bagi orang dewasa, hal itu bisa jadi menggelikan, tapi saya, orang dewasa pun sering melakukan hal yang serupa. Saya seringkali marah oleh hal yang sebenarnya sederhana. Lalu apa yang saya inginkan sebenarnya saat itu terjadi? Penerimaan. Penghargaan. Kalaupun sesuatu itu dilarang maka sebaiknya disampaikan dengan cara yang baik. Itu pun yang diinginkan oleh anak-anak. Sesuai dengan pertambahan usianya maka dia pun akan belajar untuk lebih bijaksana. Jujur saya kawatir, respon-respon negatif dari saya, yang awalnya dia benci dengan keputusan saya, lama kelamaan dia akan membenci saya, sehingga sulit bagi saya untuk membangun komuniksi dengan fatih di masa belia nya dimana pengaruh lingkungan sangat besar. Terlebih kalau respon negatif itu berpengaruh kepada kepribadiannya. Na'udzubillah.
Maafkan bunda ya nak, kalau bunda sudah menyakiti mu. Bunda juga masih belajar untuk menjadi ibu yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar