Selasa, 27 September 2016

Konsep Pendidikan Pre Aqil Baligh 8-10 Tahun (bag ke-1)

Subject Matter Expert (SME): Ust. Harry Santosa
___________________________

Malam ini kita akan membahas konsep pendidikan berbasis potensi fitrah dan akhlak, untuk periode pre aqil baligh (usia 8-10 tahun). Tentu tahap 8-10 ini akan lebih mudah kita jalani apabila tahap 0-7, pertumbuhan fitrah keimanan, fitrah bakat, fitrah belajar anak anak kita berkembang secara utuh.

Baik teori psikologi perkembangan anak, maupun perjalanan sirah Nabwiyah, melihat usia 8-10 atau ada juga yg menulis 7-10 merupakan penentu kesiapan tahap latih di usia 11-14 menuju aqil baligh.

Secara syariah, fitrah keimanan, ditandai dengan perintah sholat yg dimulai ketika usia 7 tahun, dan batas penyadarannya sampai di usia 10 tahun. Bila di usia 10 tahun masih belum tumbuh fitrah keimanannya dgn sholat sbg wujud simbolnya maka boleh dipukul. Fase keimanan Rububiyatullah (kholiqon, roziqon, malikan), bergeser meningkat ke Mulkiyatullah (waliyan dan hakiman). Wujudnya adalah perintah sholat.

Ketika ego sentrisnya terpuaskan di usia 0-6 tahun, maka di usia 7 tahun mulai melebar kepada sosial dan tanggungjawab moral. Maka di saat yg sama, anak2 harus dibangkitkan fitrah keimanannya pd aspek ketaatan pd hukum (hakiman) dan ketaatan/kecintaan tunggal (waliyan).

Secara fitrah perkembangan, usia 7 tahun, anak2 mulai mengenal nilai2 sosial di sekitarnya. Maka mereka mulai mengenal Allah sebagai pembuat hukum dan Zat yg harus ditaati secara totalitas. Di saat yg sama, pada usia 7 tahun, fitrah belajar dan fitrah bakat juga mulai dibangkitkan dengan beragam aktifitas yg menjadi minat dan passionnya. Pada tahap ini perbanyak aktifitas belajar di masyarakat dan aktifitas yg sesuai kepribadiannya. Agar di usia 10 tahun, ketiga fitrah ini (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat) sudah matang untuk dilatih secara serius.

Usia 10 adalah batas evaluasi apakah sdh kenal Allah dengan baik (sholat dgn kesadaran) dan kenal diri dengan baik (ku tahu yg ku mau). Para Pelatih FIFA, juga menjadikan usia 10 tahun sebagai batas dari latihan “bermain-main saja walau berbakat” menjadi latihan “teknik dan muscle memory”. Di Jerman penjurusan sekolah dimulai ketika kelas 4 SD, atau sekitar usia 10 tahun.

Rasulullah SAW, mulai magang berdagang bersama pamannya ke Syams sekitar usia 10  atau 11 tahun.

Abu Bakar ra, mengatakan ada dua hal yang paling utama untuk dikenal, yaitu kenal Allah dan kenal diri. Menurut saya kenal Allah (fitrah keimanan) dan kenal diri (fitrah bakat) sebaiknya sudah selesai di usia 10 tahun.

=====================

TANYA
*Fitrah Keimanan, Sholat masih terpaksa*
1⃣Bunda Erva (Bekasi) dan Bunda Santi (Bekasi)

Assalamu'alaikum..
Anak sy sampai dg 10 thn shalat masih harus disuruh dan terburu buru. Orgtua sdh berusaha dg memukul sayang namun sang anak jadi marah dan shalatnya terpaksa. Orgtua Ridha dg cobaan ini dg terus berusaha dan berdoa  tiada henti utk menumbuhkan kesadaran anak.

1. Bagaimana jika seorang anak yg sampai dg 10 tahun belum tumbuh keimanan dg sadar akan pentingnya shalat?
---------------------------
Aslm, Bila anak usia 13 thn, blm sholat dg ksadaran sendiri, apa yg hrs sy lakukan. latar belakang anak tsb: masa kecil, orgtua sibuk bekerja. Dahulu sangat kurang dekat dg anak, menyampaikan segala sesuatu hubungan berdua bisa dibilang sangat jarang...

Sekarang hidayah itu datang, sehingga saya sudah tidak bekerja lagi. Saya ingin dekat dg anak, tetapi kondisi anak spt ini...

Satu sisi lainnya usia 7-14 tahun adalah masa penjara bagi anak, setelah masa anak sbg raja usia 0-7 thn.

2. Apa yg harus sy lakukan, satu sisi tak boleh berbuat sesuatu yg membangkitkan memori negatif tentang kita, terlebih baru 2 tahun ini sy dekat dengannya. Satu sisi, lebih dr 7 thn harus dipukul.
3. Konsekuensi apa yg pas diterapkan pd kondisi ini.

JAWAB
1. Jika anak di atas usia 7 tahun masih belum tumbuh kesadarannya akan sholat maka itu pertanda fitrah keimanannya tidak tumbuh baik pada usia 0-7 tahun. Penyebabnya beragam, namun umumnya di masa itu kita barangkali terlewat untuk membangun gairah cintanya pada Allah, Rasulullah SAW dan Islam melalui keteladanan  dan atmosfir keshalihan yang berkesan mendalam sehingga menjadi imaji2 positif yang terpatri kuat. Mengajarkan keimanan tentu berbeda dengan membangkitkan gairah fitrah keimanannya.
Jika pada tahap usia 0-7 tahun kita terlewat dan mendapatkan anak sulit disuruh sholat, kemudian kita memukulnya pada usia 13 tahun, itu berarti kita yang zhalim.  Kecuali kita sudah melakukan hal2 di atas tadi ketika anak berusia 0-7 tahun.
Maka saran banyak pakar adalah dengan mengulang prosesnya, membangun kembali gairah cintanya pada Allah dengan keteladanan yang lebih dalam dan atmosfit keshalihan yang lebih berkesan dan intensif. Caranya diantaranya adalah dengan menginapkannya di rumah keluarga shalihah dimana ada sosok ayah dan ibu yang bisa memberikan keteladanan yang lebih berkesan. Saya pribadi menganjurkan bagi anak mulai usia 11 tahun sebaiknya diberikan Maestro (pendamping bakat) dan Murobby (pendamping akhlak). Sepanjang hidup kita, kita semua membutuhkan Murobby dan Maestro dalam kehidupan kita.
2. Tetap bersyukur dan optimis bahwa tiap anak pasti istimewa dalam semua aspek termasuk keimanan, karena mereka telah ditakdirkan untuk menjadi khalifah Allah di muka bumi dan beribadah kepada Allah. Di usia 10 tahun memang boleh dipukul, namun ini lebih ke warning apabila semua proses sudah kita lakukan.
Usia 11-14 fitrah bakat sudah mulai perlu dikembangkan sejalan energi dan kompetensi anak meningkat, maka manfaatkan ini untuk mengembangkan potensi dirinya. Semakin dia mengenal dirinya, maka semakin mudah diajak untuk mengenal Tuhannya.
3. Tidak ada konsekuensi jika tidak ada pendidikan yang benar pada tahap sebelumnya. Yang ada adalah mengulang proses lebih intens dan fokus pada cahayanya bukan pada kegelapannya ✅

TANYA
*Anak ingin di Pesantren*
2⃣Bunda Ainy (Bekasi) dan Bunda Inggrid (Bekasi)

Ass.wr.wb.
Ust Harry yg dirahmati Alloh...
1. Saya ada niat buat mesantrenkan anak di usia 4 SD apa diperbolehkan ya? Apakah sama dengan magangnya Rasulullah 😅 melepas anak diusia sedini itu menurut HE bagaimana ya?

2. Saya ingin bertanya, apakah anak 10 thn yang belum benar2 lulus fitrah keislamannya, tapi berniat dengan keinginannya sendiri untuk melanjutkan SMP ke pesantren, apakah akan maksimal hasilnya atau sebaiknya tidak usah mondok (boarding school) saja? karena jauh dari orang tua khawatir gak ada yg monitor.

3. Apakah masih bisa dikembangkan lagi fitrah keislamannya di sisa satu tahun sebelum SMP? mohon tips dan masukannya.

JAWAB
2⃣bunda Ainy dan bunda Inggrid yang baik di Bekasi,
1. Anak sejak usia 11 tahun memang sudah boleh bahkan dianjurkan dimagangkan. Magang adalah proses menumbuhkan fitrah khususnya fitrah bakat dengan pendampingan intensif agar fitrah lainnya tidak terabaikan, dalam hal ini fitrah seksualitas.
Setelah riset dan diskusi panjang juga menelaah Kitabullah, kami tidak menemukan landasan yang kokoh mengirimkan anak yang belum aqilbaligh (15 tahun) untuk dididik sepenuhnya pada lembaga. Banyak kasus penyimpangan fitrah terjadi jika memisahkan anak dari pendidikan orangtuanya sebelum dia matang/mature/aqilbaligh.
Penyimpangan fitrah itu bisa saja mudah dilihat, bisa juga tidak terlihat segera.
Yang kami temukan untuk usia sebelum aqilbaligh adalah konsep homestay, yaitu menitipkan anak pada keluarga shalihah dengan sosok ayah ibu lengkap, bukan konsep boarding.
Konsep pesantren tempo dulu untuk anak di bawah 15 tahun adalah konsep himestay, tinggal di rumah kyai dan nyai atau ustadz n ustadzah di sekitar pesantren dengan sosok ayah ibu utuh. Asrama diberikan pada anak yg sdh menjadi pemuda atau aqilbaligh.
Konsep pesantren hari ini lebih kepada boarding school di Eropa, tanpa sosok kyai dan nyai, tidak ada homestay dan diseragamkan uti semua usia di asrama.
Silahkan dipilih pesantren yang bisa memenuhi penumbuhan aspek2 fitrah di atas.
2. Saran saya sebaiknya dipetakan dahulu dengan teliti dan seksama perkembangan fitrah2nya, lalu dilihat seberapa siap dan seberapa banyak pesantren yang dituju dapat mendukung perkembangan semua aspek fitrahnya. Saya melihat banyak pesantren yang tidak mensupport pengembangan fitrah bakat anak.
3. Sepanjang manusia hidup selalu ada kesempatan mengembalikan fitrah keimanannya termasuk fitrah lainnya. Hanya kita harus memahami metodenya dan senantiasa memohonkan kemudahan dan kebaikan kepada Allah ✅

Sumber: grup HEbaT Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar